Ekspedisi Upacara Kemerdekaan Indonesia

Setelah lama “tertidur”, KMPA ITERA akhirnya kembali bangkit dengan semangat ekspedisi yang baru. Kali ini ekspedisi dilakukan di Timur Jawa dan dinamakan Ekspedisi Upacara Kemerdekaan Indonesia Gunung Semeru (EUKIGS).

Ekspedisi ini merupakan ekspedisi perjalanan & pengibaran bendera merah putih di puncak gunung tertinggi pulau jawa. Tim EUKIGS tergabung dalam tim gabungan bentukan TNI AD, BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), & SAR BBNBTS. Ekspedisi ini dilakukan oleh dua anggota dan satu calon anggota KMPA ITERA. Mereka adalah Wibowo Dwi Pangestu (KMPA-007-ITR), Iqbal Niko Abqory (KMPA-020-ITR), dan Muhammad Tosi Rosai (23116006). Gunung tertinggi ke-4 di Indonesia ini dapat ditempuh dengan 3-4 hari perjalanan.

Senin (14/8), Tim EUKIGS KMPA ITERA sampai di stasiun, kota Malang. Sesampainya di sana, tim bergegas menuju terminal Arjosari yang menjadi point pertama sebelum menuju Pasar Tumpang. Setelah sampai di Pasar Tumpang, tim memulai pembagian tugas untuk menyelesaikan perizinan, belanja logistik, dan transportasi menuju Ranu Pane.

Untuk menghemat pengeluaran tim memilih untuk menunggu mobil bak terbuka milik warga yang hendak menuju ke Ranu Pane dari Pasar Tumpang.

Gambar 1. TIM EUKIGS dalam perjalanan menuju desa Ranu Pane

Tanpa mengulur waktu lebih lama, Senin pagi (14/8), tim memulai perjalanan menuju entry point. Tim tiba di sana pada pukul 14.00 WIB dengan mengalami sedikit hambatan karena mobil yang dipakai bermasalah. Dari entry point tersebut, tim harus trekking melalui medan yang cukup bervariasi, mulai dari tanah berpasir, bukit-bukit, dan padang rumput berlumpur, atau yang biasa disebut belantara oleh penduduk setempat. Setelah berjalan berjam-jam, tepatnya pukul 18.00 WIB, tim pun tiba di camp 1 Ranu Kumbolo. Di tempat itu, terdapat danau yang biasa digunakaan untuk memenuhi persediaan air para pendaki & masyarakat sekitar desa Ranu Pane. Bahkan, danau tersebut biasa di gunakaan sebagai tempat beribadah oleh masyarakat pemeluk agama Hindu di suku Tengger.

Gambar 2. Camp 1 Ranu Kumbolo

Selasa pagi (15/8), tim melanjutkan perjalanan dengan tujuan tiba di camp 2 atau disebut sebagai Kali Mati. Medan yang harus tim ekpedisi lalui hari ini menuju camp 2 tidak berbeda jauh dengan hari kemarin, hanya saja hari ini mereka menemukan igir-igir (daerah puncakan yang panjang). Tim tiba di camp 2 pada pukul 16.00 WIB.

Gambar 3. Ketua Tim EUKIGS (kiri) Bersama dengan pendaki lain (kanan) dalam perjalanan ke camp 2
Gambar 4. Ketua Tim EUKIGS sedang menunggu rombongan tim gabungan lainnya di Camp 2 Kalimati

Selasa malam (15/8), pada pukul 21.00 WIB tim mempersiapkan fisik dan bekal untuk summit ke puncak Gunung Semeru, pada pukul 22.00 WIB tim melanjutkan perjalanan menuju puncak Gunung Semeru. Setibanya di batas vegetasi (batas vegetasi adalah track terakhir sebelum memasuki track puncak yang berpasir), tim gabungan langsung dibagi menjadi dua, tim leader dan tim sweeper. Tugas dari tim leader adalah merintis jalur, yang ternyata tidak mudah, dan penuh tantangan karena perjalanan dari camp 2 menuju titik awal track berpasir cukup jauh, sekitar 2km. Pada cuaca normal perjalanan tersebut memakan waktu sampai satu jam lamanya. Ditambah lagi dengan letak titik awal track berpasir yang diakui tim cukup menantang. Pendakian di track pasir pun dimulai pukul 23.30 WIB. Dengan disertai debu pasir, angin kencang yang membuat tim terhambat dan suhu yang mencapai 4-10 derajat, tim mencapai pitch 1,5 pada pukul 02.00 WIB untuk berhenti sejenak mengatur pernafasan yang terganggu oleh debu pasir serta mengembalikan stamina dengan memakan perbekalan yang dibawa.

Dengan semangat berkespedisi yang masih membara, Rabu (16/8) pukul 02.15 WIB, tim kembali memulai pemanjatan dan berhasil mencapai pitch 4,5. Hari itu, bukannya tanpa hambatan, karena ternyata tim kembali dihantam hembusan angin yang membuat suhu tubuh menjadi rendah. Namun, dengan kondisi fisik yang mulai terbiasa dan persiapan yang lebih matang dari sebelumnya, pendakian kali itu dirasa lebih baik. Akhirnya, setelah memakan waktu berjam-jam, inilah saat yang telah ditunggu-tunggu. Saat-saat di mana tim mencapai puncak gunung tertinggi dipulau jawa, puncak Mahameru 3.676 mdpl.

Tim EUKIGS yang terdiri atas Wibowo Dwi Pangestu, Iqbal Niko Abqory, dan Muhammad Tosi Rosai, akhirnya berhasil mengecap manisnya puncak Mahameru pada pukul 04.00 WIB.

Gambar 5. Matahari terbit di puncak Mahameru

Ini bukan kali pertama untuk para anggota tim menggapai puncak Mahameru, tetapi Mahameru selalu begitu, tetap gagah dan penuh tanda tanya. Hanya doa, semangat, kekompakan tim, dan persiapan matang yang menjadi penentu keberhasilan sebuah perjalanan.

Sebuah pencapaian atas usaha, kerja keras, dan semangat yang berbuah manis di ketinggian 3.676 mdpl. Setelah menjejakkan kaki di puncak Mahameru, seluruh tim gabungan mempersiapkan pengibaran bendera merah putih.

Gambar 6. Tim EUKIGS membantu pengibaran bendera merah putih yang telah disiapkan oleh TNI AD
Gambar 7. Bendera merah putih berhasil berkibar di puncak Mahameru
Gambar 8. Tim EUKIGS hormat kepada bendera merah putih
Gambar 9. Pengibaran giant flag oleh tim gabungan

Setelah berhasil mengibarkan bendara merah putih di puncak Mahameru, tim gabungan pun kembali ke camp 2 melalui jalur normal pada pukul 08.30 WIB.

Gambar 10. Track puncak Mahameru

Rabu (16/8), tim bergerak turun menuju camp 2. Perjalanan tim kembali ke camp 1 sedikit terlambat dari jadwal perjalanan karena salah satu anggota tim mengalami sedikit masalah karena kelelahan panas. Namun, hal itu bisa dapat diatasi sehingga keesokan hari, Kamis (17/8), tim sudah dapat bergerak lebih baik dan perjalanan dilanjutkan dari camp 2 menuju exit point dengan memakan waktu tempuh selama lima jam. Tim pun dijemput dengan mobil jeep untuk kembali ke kota Malang.

Gambar 11. Tim Gabungan (TNI AD, BNPB, KMPA ITERA)

Ekspedisi yang dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus sampai 17 Agustus 2017 ini memiliki tujuan antara lain berpartisipasi dalam hari kemerdekaan Indonesia ke 72, membuktikan pada dunia bahwa Indonesia kuat di semua area (darat, laut, dan udara). Karena, kemerdekaan bagi kami adalah bebas dari segala bentuk kebohongan sehari-hari yang diciptakan oleh masyarakat perkotaan, oleh kesombongan & keangkuhan yang terbiasa mereka lakukan dan kita lazimkan keberadaannya, maka dari itu kita memilih alam sebagai tempat yang bebas dari semua itu, itulah makna kemerdekaan dari kami, KMPA ITERA (Keluarga Mahasiswa Pecinta Alam ITERA).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *