JEJAK SEKINCAU: TAWA RIANG ANAK SEKINCAU

“Jika lahan terus dibuka untuk kebun kopi, maka yang akan terkena dampaknya adalah Liwa karena erosi yang akan terjadi di kemudian hari.”

 

Gunung Sekincau adalah gunung yang terletak di kabupaten Lampung Barat, dengan ketinggian 1.718 mdpl. Gunung Sekincau termasuk ke dalam wilayah Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dengan luas wilayah dari Gunung Sekincau adalah 10.875 Ha. Dengan Rincian wilayahnya adalah hutan seluas 3.502 Ha, semak seluas 859 Ha, padang rumput seluas 105 Ha, lahan terbuka seluas 2 Ha, pertanian lahan kering campur semak seluas 6.204 Ha, pertanian lahan kering 36 Ha, permukiman 66 Ha, tumbuhan 21 Ha. Wilayah hutan dari wilayah Gunung Sekincau sendiri hanya seluas 3.502 Ha dari 10.875 Ha. Kebanyakan luas wilayah Gunung Sekincau sudah bergeser menjadi permukiman warga dan ladang kopi. Banyaknya kegiatan perambahan dan pembukaan lahan dari warga yang “nakal” membuat luasnya wilayah kebun kopi di wilayah TNBBS itu sendiri, perambahan yang terjadi sudah terjadi dari tahun 1970-an. Di balik ketenaran kopi dari Lampung Barat terdapat hutan yang gundul karena kebun kopi.

“Jika lahan terus dibuka untuk kebun kopi, maka yang akan terkena dampaknya adalah Liwa karena erosi yang akan terjadi di kemudian hari.” Tutur petugas yang ada di kantor TNBBS.

Wilayah Gunung Sekincau terdapat di 5 kecamatan dan 15 kelurahan yang membentang luas bagaikan sayap seekor burung elang. Banyak terdapat satwa liar dan bahkan satwa langka yang ada di wilayah Gunung Sekincau, seperti : Harimau Sumatera, Tapir, Rusa, Kijang, Beruang Madu, Kucing Emas, Siamang, Simpanse, dan Gajah. Akan tetapi gajah yang ada di wilayah Gunung Sekincau sudah direlokasi dikarenakan eksploitasi hutan yang menyebabkan turunnya gajah ke permukiman warga hingga turun ke jalan besar, karena ditakutkan akan terjadinya konflik antara manusia dengan gajah oleh karena itu pemerintah memindahkan atau merelokasi gajah itu ke wilayah lain yang lebih aman. Selain itu di wilayah Gunung Sekincau terdapat beberapa tanaman langka seperti : Rhizanthes, Nepenthes, dan macam-macam anggrek.

Hari pertama di resort Gunung Sekincau yaitu tanggal 15 Juli 2018 kami isi dengan kegiatan penyuluhan dengan anak-anak di sekitar resort. Hal pertama yang kami lakukan adalah perkenalan kakak-kakak dari Ca-KMPA ITERA dengan anak-anak, lalu kami melanjutkan kegiatan pada pagi hari itu dengan melakukan senam pagi. Senam pagi kali ini adalah senam penguin, senam penguin adalah senam yang biasa dilakukan pada setiap kegiatan kepramukaan bahkan ibu-ibu ada juga yang melakukan senam penguin. Kami memilih melakukan senam penguin dikarenakan senam ini terbilang lucu dan bisa menarik perhatian dari anak-anak sekitar resort Gunung Sekincau. Selain untuk menyehatkan badan dengan senam, tujuan kami juga ingin lebih dekat dengan anak-anak dengan senam penguin ini.

Gambar 1. Senam Pagi Bersama

Setelah kami selesai melakukan senam pagi bersama, kami langsung mengalihkan anak-anak ke tempat yang lebih teduh untuk melakukan kegiatan penyuluhan tentang pentingnya sanitasi yang baik. Sebelum ke inti kegiatan kami melakukan pencairan suasanan terlebih dahulu dengan bercerita dan bertanya tentang Gunung Sekincau dengan anak-anak. Kami bertanya “apa produk unggulan dari Sekincau ini?” Hal yang pertama kali mereka jawab adalah kopi. Karena hampir semua warga di sekitar resort Gunung Sekincau ini adalah petani kopi. Dan kami juga melakukan memberi tahu mereka tentang pentingnya menjaga alam dari Gunung Sekincau dan tak lupa memberi mereka semangat dengan apa yang sudah mereka cita-citakan. Setelah anak-anak nyaman barulah kami melakukan penyuluhan tentang kebersihan tangan. Kami membagikan terlebih dahulu sabun batangan yang telah kami bungkus dengan poster kegiatan kami, setelah kami membagikan banyak dari mereka yang memperebutkan untuk dapat terlebih dahulu, lalu kami menertibkan dan mengajarkan mereka tentang kejujuran dan antre dalam segala kegiatan apapun. Kami memperagakan bagaimana caranya mencuci tangan yang baik dan benar dan tak lupa memeberi tahu mereka kapan saja waktu untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan dilakukan. Banyak dari anak-anak yang ingin mencoba, tetapi kami batasi karena waktu sudah mendekati waktu shalat dzuhur.

Gambar 2. Bercerita dengan Anak-Anak Sekitar Resort
Gambar 3. Perkenalan KMPA ITERA
Gambar 4 Setelah Praktek Cuci Tangan
Gambar 5. Penyerahan Buku Bacaan Kepada Salah Satu Anak (Umi)
Gambar 6. Foto Bersama Setelah Kegiatan

Setelah kegiatan selesai kami pun istirahat dan shalat dzuhur, dan ada anak-anak yang masih ada di resort untuk membaca buku dan mengajak kami setelah shalat dzuhur untuk bermain sepakbola. Kami istirahat sejenak dan sekitar pukul 1 siang kami pun bermain sepakbola untuk memenuhi janji kepada anak-anak.

Gambar 7. Antusiasme Anak-Anak dalam Membaca
Gambar 8. Bermain Sepakbola Bersama
Gambar 9. Setelah Lelah Bermain Sepakbola Mereka Membaca Majalah

Setelah puas bermain, ada beberapa anak yang membaca majalah yang ada di taman baca dan ada juga yang langsung pulang karena sehabis maghrib nanti akan ada pengajian bersama. Karena mereka semua sangat pandai mengaji kami mengajak mereka mengaji bersama sekaligus untuk lebih dekat dengan mereka.

Gambar 10. Mengaji Bersama Anak-Anak Sekitar Resort Gunung Sekincau

Setelah pengajian selesai kami shalat isya berjamaah dengan warga setempat. Dan setelah shalat isya berjamaah banyak dari anak-anak yang masih ingin mengobrol tetapi kami sudah ditunggu oleh pak Supri selaku kepala resort Sekincau untuk briefing. Dan malam hari pertama di akhiri dengan briefing dan memaparkan tujuan-tujuan dari ekspedisi kali ini. Menyusun rencana dengan matang agar semua yang sudah direncakan tidak sia-sia.

 

BERSAMBUNG…

3 Comments on “JEJAK SEKINCAU: TAWA RIANG ANAK SEKINCAU

  1. Pingback: JEJAK SEKINCAU: JERAT SATWA SEKINCAU – KMPA ITERA

Tinggalkan Balasan ke Ezra Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *