Jejak Sebelumnya: Jerat Satwa Sekincau
Hari ke-3 yaitu pada tanggal 17 Juli 2018, kami melanjutkan perjalanan untuk menelusuri lebih dalam lagi wilayah dari Gunung Sekincau dan kami memasuki wilayah Talang 6. Kami menuju tempat dimana hewan–hewan yang ada di hutan minum, tempat itu adalah Danau Tapir. Dinamakan danau tapir karena kebanyakan hewan yang minum dan berkunjung kesana adalah hewan tapir. Kami memulai perjalanan kami dengan berdo’a dan kami mulai memasuki hutan wilayah TNBBS. Karakteristik hutan di Talang 6 ini adalah hutan basah, dengan ciri khasnya yang lembab dan pepohonan yang rapat dan tentu juga banyak menjumpai pacet. Awal memasuki hutan kami menjumpai pipa–pipa air yang di aliri dari hutan ke rumah–rumah warga, karena begitu banyak air jalur terasa becek dan jalur begitu sempit karena sebelah kanan adalah jurang. Banyak terdapat pohon tumbang di jalur dan juga jenis–jenis pohon yang dapat dimakan.
Setelah berjalan cukup jauh kami tiba di Lawang Agungyang merupakan tempat istirahat sementara. Jika di artikan secara harfiah pun, Lawang Agung berarti pintu yang agung. Sementara itu, menurut tim pengawas dari gunung sekincau Lawang Agung adalah tempat dimana harimau yang ada di sekincau ini beristirahat. Selagi kami beristirahat, kami memasang plat penunjuk arah untuk menuju ke Danau Tapir. Kami melanjutkan perjalanan dan kami berjalan turun karena letaknya di lembah, dan tidak jauh dari turunan berakhir kami menemukan pohon yang mana adalah sumber makanan dari gajah. Karena gajah yang ada di sekincau sudah dialokasikan ke tempat lain maka otomatis tidak ada yang memakan lagi dan ini membuat pertumbuhan yang subur dari pohon ini. Setelah melewati habitat gajah kami bertemu dengan persimpangan dan kami memasang plat penunjuk arah ke arah kanan. Selagi memasang plat penunjuk arah kami menemukan pohon begonia yang batangnya asam. Rasa dari batang begonia seperti memakan buah belimbing, asam–asam segar di mulut. Setelah melewati persimpangan itu kami langsung sampai di Danau Tapir, tetapi untuk tempat yang lebih bagus pemandangannya kami harus mengitari Danau Tapir ini dan memasuki semak–semak.
Selama di danau tapir kami melihat sarang burung dan burung-burung yang ada di hutan. Hal tersebut dikarenakan wilayah ini adalah sumber air, maka banyak hewan yang datang ke danau ini termasuk juga burung yang kami lihat. Kami juga menemukan bangkai burung yang sudah lama mati akibat tertembak pemburu, juga kami menemukan bunga anggrek yang cantik di atas bangkai burung ini.
Setelah terasa cukup lama di Danau Tapir, kami memutuskan untuk pulang setelah melihat jam yang sudah siang. Pada perjalanan pulang kami menjumpai kotoran harimau yang sudah cukup lama ada di sana kira–kira sudah sebulan, selama perjalanan pergi kami terlewat dengan kotoran ini dan akhirnya tidak terlihat oleh mata. Selama perjalanan pulang kami tidak menemukan hal lainnya kecuali menemukan pacet yang berada di kaki, badan, dan bagian belakang tubuh. Setelah keluar hutan kami diajak untuk pergi ke lokasi dimana akan dibuka Bumi Perkemahan Talang 6, tempat yang landai dan berada di tempat yang tidak terhalang pohon, sehingga sangat mudah untuk melihat pemandangan yang cantik di Talang 6. Ketika cuaca bagus maka akan terlihat sunrise yang bagus dan lautan awan yang indah.
Kami langsung kembali menuju resort guna mengejar waktu karena perjalanan yang lumayan jauh dan waktu yang sudah Maghrib. Kami pun pulang menggunakan motor tim penjaga wilayah gunung sekincau dan kloter terakhir sampai pada waktu Isya.
Pingback: JEJAK SEKINCAU: MBAH GIMO – KMPA ITERA